Senin, 21 Maret 2011

Menggunakan Media Sosial Sesuai dengan Peruntukannya

Berikut ini adalah bagaimana saya memandang beberapa platform media sosial dan bagaimana saya menggunakannya. Perlu diingat bahwa tidak ada yang absolut di ranah web (bahkan tampilan polos Google saja tidak absolut), sehingga bagaimana saya menggunakan media sosial ini bersifat relatif: silahkan adopsi jika anda merasa cocok dan tidak masalah jika berbeda pandangan – silahkan sampaikan pandangan anda. 


Berdasarkan diskusi yang sangat menarik via twitter dengan @ikhlasulamal, facebook adalah platform untuk membina hubungan. Facebook adalah platform untuk membina relationship dengan orang-orang yang kita kenal secara langsung di dunia nyata. Saya ulangi: dengan siapa yang kita kenal langsung di dunia nyata. Saya rasa inilah yang mendasari hubungan antar user di Facebook yang membutuhkan approval – untuk menjamin bahwa siapa yang terhubung dengan kita adalah orang-orang yang benar-benar kita kenal dan bukan alay yang meng-add anda karena profile picture anda terlihat kece dan agar jumlah teman di friendlistnya jadi banyak.Implikasi dari pandangan saya diatas:

Pembicaraan saya di facebook lebih pribadi; Dengan jokes-jokes yang konteksnya mungkin hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang mengenal saya secara langsung. Conversationnya lebih personal.Hanya teman-teman yang saya kenal secara langsung yang ada di friendlist saya.Friend request dari orang yang tidak saya kenal secara langsung langsung saya ignoreFacebook adalah platform yang saya gunakan untuk menjaga hubungan dengan orang-orang yang saya kenal secara langsung.

Itu konsep dasarnya, pada prakteknya saya juga menggunakan photo application yang saya rasa sangat powerful sebagai default photo sharing saya untuk berbagi foto pada satu event dengan teman-teman saya. Lalu dikarenakan penetrasi facebook yang sangat tinggi dibandingkan twitter, banyak juga orang yang tidak saya kenal secara langsung memilih untuk berhubungan dengan saya via facebook. Untuk keperluan itu, saya membuat facebook page saya sendiri *berasa artis*.


Masih berdasarkan diskusi yang sangat menarik dengan @ikhlasulamal, twitter berbeda dengan facebook. Jika facebook dikembangkan untuk membina hubungan, twitter dikembangkan untuk melakukan “pembicaraan” atau “conversation”. Hal ini berdampak pada tidak perlunya kita mengumbar data pribadi di twitter: kita tidak perlu bio lengkap, nama asli, atau informasi esensial mengenai social graph kita. Hubungan antar user pun tidak memerlukan approval dan cukup di dasarkan hubungan “follow” dimana orang yang difollow tidak perlu memfollow balik jika dia rasa tidak perlu. Seperti obrolan ringan di angkot atau kedai kopi favorit anda: anda tidak perlu tahu siapa yang berbicara, apa latar belakangnya, atau apakah dia lajang atau duda: selama pembicaraannya menarik, lanjutkan saja.


Jika facebook adalah mengenai dengan siapa anda sekolah, twitter adalah mengenai dengan siapa anda ingin bersekolahPembicaraan di twitter bukan lagi pembicaraan personalSaya tidak menutup “tweet” saya dengan protected tweet. Apa esensinya kalau begitu?Facebook adalah mengenai apa yang saya ingin teman-teman saya ketahui tentang saya; Twitter adalah mengenai apa yang saya ingin dunia ketahui tentang saya. More professional discourse is tweeted in twitter instead in facebook.Twitter app di handphone selalu menyala. Kadang-kadang ada yang menawarkan pekerjaan via direct message. Your twitter username is your social identity.


Oke, jika twitter dan facebook memfasilitasi saya untuk “berbicara” baik kepada dunia dan teman-teman dekat, apalagi gunanya blog? Mengapa masih ngeblog?Saya belum terlalu update dengan kabar terbaru seputar social search yang dikembangkan Google dan mesin pencari lain, tapi saya yakin kebanyakan orang-orang awam (seperti calon klien, calon partner atau bahkan calon mertua – kecuali kalau calon-calon nya geek pembaca setia DailySocial :p ) tidak akan tahu benda asing bernama social search. Jika mereka cukup tanggap terhadap teknologi, hal paling canggih yang saya asumsikan akan mereka lakukan adalah mengakses Google search / kolom search di Facebook dan mengetikan nama saya disana.


Di halaman pertama pasti terdapat akun facebook saya – namun mereka tidak akan bisa mengakses informasi personal karena privacy setting yang saya gunakan. Akun twitter juga akan nampak, namun tidak terlalu banyak pemikiran saya (yang bercampur dengan conversation – tentunya) yang dapat “ditangkap” melalui medium 140 karakter atau kurang yang jumlahnya berhalaman-halaman itu. Heck, this is why i need blog. Specifically, blogs.


Membuat blog pribadi dengan alamat namasaya.com (dalam kasus saya, fikrirasyid.com). Mengapa menggunakan nama asli langsung? Pertama agar orang tahu bahwa itu asli, kedua agar tampak baik di ranking Google Search, ketiga karena alamat blog adalah brand saya (itulah mengapa saya menggunakan .com alih-alih ngekos di free blog service).Hal-hal yang saya bahas di blog pribadi adalah hal-hal yang sifatnya merupakan interest saya, namun bermanfaat jika saya share dengan orang awam / publik.Untuk hal-hal yang sifatnya interest utama dan berpotensi menjadi karir, saya lebih pilih membuat satu niche blog lain. Sebenarnya digabung dengan personal blog pun bisa, namun saya lebih pilih membuat niche blog tambahan karena disatu titik tertentu (jika blognya menjadi terkenal dan membutuhkan perhatian ekstra) dapat dilakukan pendelegasian tanpa perlu canggung.


Saya tidak terlalu aktif di media sosial lain, tapi saya memiliki akun di media sosial lain karena kebutuhan yang bersifat “musiman” (musiman untuk saya, tentunya – belum tentu musiman untuk anda) yang kerap kali ada:YouTube untuk mempublikasikan videoSlideshare untuk mempublikasikan slide presentasi (btw, yang ini a-must-have jika anda seorang professional / guru / pelajar)Scribd untuk mempublikasikan dokumenGoogle Account untuk webmail client dan collaborative working dengan dokumenYahoo Account untuk berjaga-jaga dikala gmail bermasalah. Well, saya tidak terlalu aktif di berbagai service Yahoo sih.Oke, itu tadi bagaimana saya menggunakan media sosial. Bagaimana dengan anda? Bagaimana anda menggunakan media sosial? Silahkan berbagi di kolom komentar 


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda langsung tampil , jadi Mohon Komentar nya jangan Spam yah.... Trims